Motif Batik Udan Liris, Konon Terinspirasi Angin dan Gerimis
Hai sobatbatik di seluruh negeri, apa kabar kalian di hari Minggu ini? Nggak ada salahnya kan membaca artikel tentang motif batik udan liris? Setidaknya memperkaya wawasan tentang batik di Nusantara.
Foto : Instagram tobo_galleryMotif batik udan liris, berdasarkan catatan yang saya dapatkan dari berbagai sumber di internet, diciptakan bukan oleh orang sembarangan. Ada yang mempercayai jika motif ini dibuat oleh Paku Buwono III.
Pada suatu ketika, Paku Buwono III tengah menjalankan laku teteki atau ibadah mati raga. Nah, salah satu bagian yang harus dijalani dalam laku teteki ialah berendam atau dalam bahasa Jawa kungkum.
Ritual ini dilaksanakan di Sungai Premulung yang alirannya melewati Kecamatan Laweyan, Solo. Sungai ini mengalir di dekat makam leluhurnya, Ki Ageng Henis.
Namun saat ia menjalankan ritualnya, tiba-tiba turun gerimis disertai angin yang bertiup. Luar biasanya, fenomena alam yang mungkin bagi kebanyakan orang dianggap biasa justru menjadikan ide bagi Paku Buwono III.
Suasana itulah yang kemudian diwujudkan ke dalam motif batik yang disebut dengan udan liris.
Soal penyebutannya ada yang menggunakan kata liris, namun ada juga yang melafalkannya dengan riris. Meski demikian, arti keduanya sama.
Makna Motif Udan Liris
Setiap batik yang lahir pada zaman dahulu biasanya memiliki filosofi tersendiri. Demikian juga dengan batik yang penggunannya masih diatur di Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Foto : Instagram tobo_gallerySobatbatik sudah pernah melihat motif atau bentuknya belum? Kalau berdasarkan pengamatan saya, polanya diagonal. Mungkin karena terinspirasi jatuhnya gerimis yang sedang tertiup angin.
Atau kalau kalian melihat sesuatu yang miring sejajar, seperti itulah. Ada motif yang menyerupainya, yaitu motif rujak senthe.
Jangan salah ya, keduanya memiliki perbedaan. Jika udan liris memiliki latar putih, sementara rujak senthe memiliki warna latar hitam.
Lazimnya merupakan gabungan motif kecil yang mengisi pola diagonal yang saya sebutkan di atas. Terdapat setidaknya tujuh motif kecil pengisi di dalamnya. Kemudian goresan berbentuk lidah api melambangkan ambisi. Setengah motif kawung melambangkan sesuatu yang berguna. Banji sawit melambangkan kebahagiaan.
Selain itu terdapat juga motif mlinjon melambangkan kehidupan. Tritis melambangkan ketabahan hati. Ada-ada yang melambangkan keperkasaan. Terakhir, watu walang yang melambangkan kesinambungan atau keberlangsungan.
Ketujuh motif tersebut disusun rapat-rapat sebagai lambang permintaan dan doa untuk mendapatkan berkah dari Sang Pencipta.
Foto : Instagram batik.kenanganNamun pola tersebut jika ditelaah lebih dalam adalah bahwa manusia dalam menjalani kehidupan harus memiliki ketabahan yang luar biasa. Hujan dan angin bisa jadi dianggap sebagai hambatan untuk mencapai sesuatu.
Coba kalau kalian sudah dandan berniat keluar kondangan karena teman dekat nikahan tiba-tiba hujan turun. Kalau dipikir tentu bisa saja mengurungkan niat dengan alasan hujan, ditambah lokasi rumah kalian jauh, ojek online atau taksi online nggak masuk.
Atau yang paling sederhana janjian sama teman sekantor, namun pas mau berangkat tiba-tiba hujan. Uh, malasnya hehehe. Mana sepatu baru saja dicuci. Nah, seperti itulah hambatan itu. Motif batik udan liris lahir untuk memberikan pengingat supaya manusia tabah dan jangan gampang menyerah.
Itulah penjelasan singkat tentang motif batik udan liris, semoga bermanfaat. ***
0 Response to "Motif Batik Udan Liris, Konon Terinspirasi Angin dan Gerimis"
Post a Comment