Kepala Daerah dan Promosi Batik
Kepala daerah adalah salah satu posisi dalam pemerintahan yang bisa menjadi brand ambassador batik. Karena setiap daerah sekarang memiliki motif batik, maka ia bisa mempromosikan batik lokal itu.
Saya memang salah satu orang yang senang menghabiskan waktu di luar pekerjaan dengan membaca. Dan bacaan utama saya ialah seputar batik.
Belakangan ini saya iseng-iseng saja membaca artikel tentang kepala daerah dan batik. Tentu saja apa yang saya temukan hanya sebagian kecil dari fenomena sebenarnya.
Bupati Lingga, Muhammad Nizar mengenakan batik saat bertemu dengan pejabat Bappenas. Foto - linggakab.go.id |
Di antara para pejabat yang saya sering liat menggunakan batik ialah Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Pada 2019 lalu, saat berada di Gedung Negara Grahadi ie mangatakan mengoleksi batik hampir dari seluruh penjuru Indonesia.
Meski tak menghitung jumlah koleksinya, ada sebagian yang ditempatkan di tempat khusus. Ia juga sengaja tidak menjahitkan sejumlah koleksi batiknya.
Khofifah mengatakan, di Jatim sedikitnya terdapat delapan daerah yang dikenal luas sebagai penghasil batik. Yaitu Madura, Tulungagung, Mojokerto, Sidoarjo, Ponorogo, Banyuwangi dan Tuban. "Ayo support mereka (perajin batik-red) dengan membeli dan memakai produknya," pungkas Khofifah.
Selain Khofifah ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga mengaku menggemari kain dan busana batik. “Banyak sekali, saya kolektor batik,” kata Ganjar di sela-sela kunjungan kerja di Kabupaten Banyumas tepat pada Hari Batik Nasional, Senin (2/10/2017).
Terkait dengan peringatan Hari Batik Nasional, pria kelahiran 28 Oktober 1968 ini mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk ikut melestarikan batik yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia sejak Oktober 2009.
Bagaimana dengan kepala daerah di luar Jawa? Ada beberapa yang sempat saya baca artikel mereka.
Pernikahan putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu pada 8 November 2017 silam tak luput dari ingatan saya. Para kepala daerah banyak yang datang.
Diantaranya ialah Gubenur Papua, Lukas Enembe dan Gubernur Papua Barat, Dominggus Nandacan. Mereka berdua datang mengenakan kemeja batik. Lukas Enembe mengenakan kemaja batik motif Papua yang didominasi waena latar berwarna merah.
Sementara Dominggus Nandacan juga mengenakan kemeja batik khas daerahnya dengan warna kuning keemasan dan hijau tua. Siapa pernah berpikir jika sekarang kita juga bisa membawa oleh- oleh berupa batik Papua atau Papua Barat saat berkunjung ke sana?
Saya juga mencoba membuka sejumlah akun Instagram yang dikelola pambetik Papua dan Papua Barat, mereka semangat menciptakan motif dan mengembangkan usahanya.
Lalu dari wilayah Sumatera saya menemukan bagaimana Bupati Lingga, Muhammad Nizar juga termasuk salah satu kepala daerah yang gemar mengenakan batik.
Saya baca di banyak tulisan, sebagai kepala daerah yang memimpin sebuah kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, beliau harus sering berhubungan dengan pejabat di pusat.
Dari portal kabupaten ini, saya lihat Bapak Nizar selalu percaya diri mengenakan batik. Saya tidak tahu pasti apakah yang dikenakannya merupakan motif asli Lingga atau bukan.
Demikian juga dengan Gubernur Kepri, Ansar Ahmad yang juga menurut saya hobi batik. Seingat saya di Kepri atau Tanjungpinang, ada salah satu motif batik yang cukup terkenal yaitu motif gonggong.
Saya semakin bangga dengan batik dan Indonesia. Dari Pulau Sulawesi saya juga punya catatan. Pada 18 Mei 2022 yang baru saja berlalu, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mendampingi Bunda PAUD Sulsel, Naoemi Octarina dalam meresmikan
Pameran Media Pembelajaran SMK yang berlangsung di Hotel Four Point by Sheraton, Makassar. Salah satu booth yang dikunjungi ialah karya hasil pakaian batik oleh pelajar SMKN 3 Gowa.
Selain mengunjungi booth pameran, istri Gubernur Sulsel pun bahkan ikut membatik. Melakukan teknik mencanting batik. Terakhir saya ingin bertanya, jika bupati, wali kota, gubernur, menteri hingga presiden pun bangga mengenakan batik, mengapa kita tidak? ***
0 Response to "Kepala Daerah dan Promosi Batik"
Post a Comment