Motif Batik Lasem, Berpadunya Budaya Jawa dan Tionghoa
Motif Batik Lasem adalah kekayaan serta keragaman batik Nusantara yang memiliki cir khas kuat. Yakni adanya perpaduan dua budaya. Bukan dari dalam negeri semua, melainkan satu Indonesia satu Tionghoa.
Sudah diketahui dan diceritakan orang tua kita bahwa Indonesia ini negara yang luar biasa. Kalau sekarang mulai berubah karena modernisasi, itu harus kita terima ya sobat hehe. Lantas apa hubungannya dengan motif Batik Melayu Mba Riena?
Begini, karena luar biasanya negeri ini, mengundang banyak bangsa asing untuk datang. Ada yang datang berniat menguasai, yakni para penjajah. Indonesia pernah dijajah Belanda dan Jepang.
Namun ada juga yang datang untuk berdagang seperti para pengusaha asal Tiongkok. Mereka berlayar mengarungi lautan karena belum ada pesawat terbang. Sampailah ke berbagai pelabuhan, termasuk Lasem.
Di sini terjadi perpaduan budaya batik antara suku Jawa dan Tionghoa. Dan hasilnya ternyata motif Batik Lasem yang luar biasa indanya.
Tentang Lasem
Dilansir dari keclasem.rembangkab.go.id, Lasem merupakan salah satu kecematan yang ada di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Sementara dari wikipedia dituliskan Lasem merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah kota Rembang. Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai Laut Jawa berjarak lebih kurang 12 km ke arah timur dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:
- Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sluke
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pancur
- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rembang.
Kecamatan Lasem mempunyai luas wilayah mulai dari pesisir laut Jawa hingga ke selatan. Di sebelah timur terdapat gunung Lasem.
Wilayahnya seluas 4.504 hektare. 505 ha diperuntukkan sebagai pemukiman, 281 hektare sebagai lahan tambak, 624 hektare sebagai hutan milik negara.
Letaknya yang dilewati oleh jalur pantura, menjadikan kota ini sebagai tempat yang strategis dalam bidang perdagangan dan jasa.
Disebut Tiongkok Kecil
Lasem dikenal juga sebagai "Tiongkok kecil" karena merupakan kota awal pendaratan orang Tiongkok di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem.
Di Lasem juga terdapat patung Buddha Berbaring yang berlapis emas. Selain itu Lasem juga dikenal sebagai kota santri, kota pelajar dan salah satu daerah penghasil buah jambu dan mangga selain hasil dari laut seperti garam dan terasi.
Batik Lasem sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani.
Berkaitan dengan Laksamana Cheng Ho
Menurut sejarah, munculnya Batik Lasem melekat dengan Laksamana Cheng Ho. Daerah Lasem adalah tempat mendarat pertama kali pasukan Laksamana Cheng Ho dan juga daerah yang pertama kali kedatangan masyarakat Tionghoa.
Dalam Babad Lasem (Kisah Lasem) yang ditulis ulang oleh Raden Panji Kamzah pada tahun 1858, diceritakan bahwa Bi Nang Un selaku anak buah kapal Dhang Puhawang Tzeng Ho dari Tionghoa bersama istrinya bernama Na Li Ni memutuskan untuk tinggal di Bonang, Jawa Tengah.
Dari babad tersebut diyakini kalau Na Li Ni adalah orang pertama yang membuat batik lasem bermotif burung hong, seruni, liong, mata uang, dan banji dengan warna merah ciri khas masyarakat Tionghoa.
Na Li Ni terus membatik hingga hasil batiknya dikirim ke seluruh wilayah Nusantara oleh para pedagang antar pulang menggunakan kapal.
Karena keunikan dari motifnya, pada awal abad ke-19, Batik Lasem mengalami masa jaya dengan berhasil diekspor hingga ke Thailand dan Suriname.
Seiring berkembangnya zaman, batik lasem yang memiliki ciri khas warna mencolok, seperti merah, hijau botol, dan biru tua ini mulai mempunyai berbagai motif.
Motif Batik Lasem
Motif Batik Lasem sangat kuat pengaruh Jawa dan Tionghoa, meski sekarang sudah banyak yang dipadukan dengan gagasan lokal yang modern. Yang dipengaruhi budaya Tionghoa ada burung hong, liong (naga). Sementara nuansa Jawanya ada di gambar parang, udan riris, kawung, sekar jagad, sido mukti dan lainnya.
Berikut ini adalah beberapa Motif Batik Lasem yang sangat dikenal dan menjadi buruan para kolektor, mungkin termasuk kalian?
Burung Hong
Burung Hong bisa dikatakan sebagai hewan legenda di kehidupan zaman dahulu. Burung Hong juga disebut dengan Fenghuang, melambangkan keindahan dan keabadian.
Burung Hong disebut fenghuang dalam bahasa Mandarin atau secara umum dikenal sebagai burung phoenix. Dalam kebudayaan Tionghoa, Burung Hong menjadi sebuah simbol legendaris kedua setelah Naga.
Motif Burung Hong biasanya berwarna merah atau warna-warni, lima warna yang melambangkan sifat baik.
Liong atau Naga
Motif Batik Lasem juga ada gambar naga. Melihat gambar naga yang terbayang ialah kekuatan yang luar biasa. Di batik Lasem, Naga mengandung makna harapan-harapan mulia serta simbolisasi perjalanan spiritualisme.
Naga dalam kebudayaan Tionghoa adalah lambang sesuatu yang baik. Naga melambangkan kebenaran, keberuntungan, kebaikan, kekuatan, dan kemakmuran.
Menurut cerita rakyat Tiongkok, naga adalah leluhur manusia. Karena itulah naga dianggap sangat penting. Simbol naga ini ada di mana-mana, seperti di bagian luar bangunan, perlengkapan rumah tangga, dan pakaian.
Simbol naga pada bangunan dianggap menjadi penjaga. Naga pada atap kuil menjadi penjaga dan penangkal petir. Naga pada jembatan sebagai penangkal banjir.
Gunung Ringgit
Ingin kaya merupakan cita-cita kebanyakan orang. Namun kalau menjadi kaya dengan cara dipaksakan tentu nggak lucu. Dan yang demikian disindir melalui motif gunung Ringgit.
Motif ini memiliki harapan agar sang pemakai selalu dilimpahi kekayaan. Selain sebagai harapan, motif ini juga merupakan sindiran untuk orang-orang kaya atau yang ingin kaya.
Pola ini berusaha menyampaikan bahwa harta kekayaan harus dicari dengan cara yang baik dan nggak boleh merugikan orang lain. Selain itu, kekayaan juga harus digunakan untuk membantu orang sesama. Wuih keren ya sobat makanya, jadi malu, ah...
Kricak (Watu Pecah)
Kalau kalian orang Jawa harusnya tahu kricak, krikil atau pecahan batu. Sama orang Lasem benda ini bisa memberi ide untuk motif batiknya loh.
Dan ternyata motif yang ini paling dikenal. Namun jangan salah, motif watu pecah atau dalam bahasa Indonesia berarti batu yang pecah ini berasal dari sejarah kelam Lasem.
Zaman Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels abad ke-18, sedang dibangun pembangunan jalan raya. Banyak warga Lasem yang dipaksa bekerja tanpa dibayar.
Warga yang menjadi buruh kasar harus memecah batu besar-besar menjadi kricak sebagai bahan pengeras jalan. Banyak pekerja menderita penyakit malaria, influenza, serta kelaparan. Jadi, motif kricak sebenarnya perwujudan emosi dan perasaan terdalam bagi warga Lasem.
Saat ini, ada ratusan warga Lasem yang bermatapencaharian sebagai pembatik. Malah ada Kampung Batik Lasem yang berupaya melestarikan budaya ini.
Ok sobat, semoga artikel Motif Batik Lasem ini memberikan tambahan wawasan bagi kalian. Siap berburu dan datang ke Lasem? ***
0 Response to "Motif Batik Lasem, Berpadunya Budaya Jawa dan Tionghoa"
Post a Comment