Batik Garuda, Pemahaman dan Sejarahnya
Batik garuda jadi salah satunya pola batik yang sekarang dapat ditemui di toko batik. Apa kamu salah satunya fansnya?
Yok kita kupas mengenai batik garuda dari pemahaman dan sejarahnya. Gurda berawal dari kata garuda. Sudah diketahui, garuda sebagai burung besar.
Diambil dari batik.or,id, dalam penglihatan warga Jawa, burung garuda memiliki posisi yang paling penting. Wujud pola gurda ini terdiri dari 2 buah sayap (lar) dan di tengah-tengahnya ada ekor dan tubuh.
Pola batik gurda ini tidak terlepas dari keyakinan periode lalu. Garuda sebagai tunggangan Batara Wisnu yang dikenali sebagai Dewa Matahari.
Garuda jadi tunggangan Batara Wisnu dan jadi sebagai simbol matahari. Oleh warga Jawa, garuda selainnya sebagai lambang kehidupan sebagai lambang kejantanan.
Batik Gurda lebih gampang dipahami karena selain memiliki bentuk yang simpel gambarnya benar-benar terang karena tidak banyak macamnya.
Kata gurda berawal dari kata garuda, yakni nama semacam burung besar yang berdasar pemikiran hidup orang Jawa terutamanya Yogyakarta memiliki posisi yang paling penting.
Wujud pola gurda ini terdiri dari 2 buah sayap (lar) dan ditengahnyanya ada ekor dan tubuh. Menurut orang Yogyakarta burung ini dipandang seperti binatang yang suci.
Dalam narasi peningkatan Batara Wisnu ke Nirwana dengan memakai burung Garuda. Burung ini dipandang seperti burung yang tegar muncul tanpa maguru, yang maknanya sakti tanpa berguru ke siapapun.
Adapun narasi mengenai asal-usul Garuda jadi kendaraan Si Hyang Wisnu, menurut salah seorang responden bermula saat terjadi peperangan di antara Garuda dengan beberapa dewa.
Dalam peperangan itu beberapa dewa bisa ditaklukkan , hingga mereka minta dana untuk Si Hyang Wisnu, yang selanjutnya menjumpai burung Garuda.
Pada tatap muka itu terjadi pembicaraan antara ke-2 nya. Karena beberapa dewa sudah alami kekalahan karena itu burung Garuda ajukan saran supaya beberapa dewa ajukan permintaan apa yang nanti akan diwujudkan oleh Garuda.
Pada akhirnya Si Hyang Wisnu ajukan permintaan supaya Garuda siap jadi kendaraannya untuk mengantar kembali lagi ke Sorga Loka (rumah beberapa dewa).
Menurut opini orang Yogyakarta Si Hyang Wisnu kerap dikatakan sebagai Si Surya yang memiliki arti dewa matahari atau matahari.
Berdasar kejadian di atas, jika pada akhirnya Garuda jadi kendaraannya Si Dewa Matahari, karena itu selanjutnya Garuda jadi sebagai simbol matahari. Terkecuali itu Garuda dipandang sebagai simbol kejantanan.
Dasar pikirannya ialah, karena Garuda sebagai simbol matahari, karena itu Garuda dilihat untuk sumber kehidupan yang khusus, sekalian dia sebagai simbol kejantanan, dan diinginkan supaya selalu menyinari kehidupan umat manusia di dunia.
Perihal ini pula sangkanya kenapa orang Yogyakarta merealisasikan burung yang suci ini di dalam pola batik. ***
0 Response to "Batik Garuda, Pemahaman dan Sejarahnya"
Post a Comment