Sejarah Scarf dan Syal, Perbedaan, Jenis, Bahan dan Ukuran
Scarf dan syal tentu bukan aksesoris yang asing, apalagi bagi kalian yang menyukai fesyen. Nah, punya berapa kalian di rumah?
Pasti di antara kalian ada yang menjadikan scarf dan syal sebagai barang favorit yang wajib dimiliki. Tetapi bicara soal benda tersebut, sebenarnya kalian tahu nggak jika keduanya berbeda?
Harus diakui, masih banyak orang yang menyangka jika antara scarf dan syal itu benda yang sama. Dan pandangan itu salah.
Anggapan yang ada di tengah masyarakat masih mengira keduanya sama. Perbedaan yang ada hanyalah pada istilahnya semata. Padahal sudah jelas, antara scarf dan syal itu berbeda,.
Kalian mau tahu apa saja hal-hal yang membuat keduanya berbeda?
Pengertian Scarf
Scarf adalah salah satu bagian fashion yang kerap kalian lihat di leher seseorang. Bisa juga di kepala. Scarf dijadikan penghangat leher ketika cuaca sedang dingin.
Ukuran scarf kebanyakan lebih kecil. Kalau dibentangkan ia memiliki panjang dan lebar yang sama, lazimnya paling kecil berukuran 30 centimeter persegi.
Namun seiring majunya dunia fashion, scarf kemudian dibuat dengan beragam bentuk, bahkan segitiga. Ukurannya juga lebih beragam. Hal ini memberikan banyak pilihan bagi kalian.
Scarf sendiri tidak bisa menggunakan semua bahan atau kain yang dijual di pasar. Bahan yang nyaman terbuat dari chiffon, sutera ataupun kaus. Meski tidak menutup kemungkinan ada juga yang menggunakan bahan katun atau bahan lain yang lebih tebal.
Scarf paling banyak digunakan sebagai penutup leher, padahal manis juga dijadikan hiasan kepala seperti bandana, turban hingga jilbab.
Tak sedikit yang menjadikannya hiasan tas, bracelet, hingga ikat pinggang. Nah, soal di mana dan dijadikan apa scarf itu tentu tergantung kepada bagaimana kalian mengkreasikannya.
Pengertian Syal
Setelah pengertian scarf, kini kita bicara ke soal syal. Tahukah kalian syal berasal dari bahasa Persia yang artinya pakaian yang sederhana.
Syal kebanyakan berbentuk persegi panjang atau kotak. Untuk penggunaannya paling banyak dikenakan dengan melingkarkannya ke pundak, leher dan kepala dengan longgar.
Dengan penggunaan seperti itu jelas syal memiliki ukuran yang lebih lebar dibandingkan scarf. Umumnya syal memiliki ukuran mulai dari lebar 70 sentimeter.
Ukuran lebar menjadikan syal banyak disukai karena lebih banyak dikreasikan, bahkan menjuntai ke seluruh tubuh pun oke.
Berbeda dengan scarf, bahan pembuat syal adalah wol. Hal ini dikarenakan syal memiliki fungsi sebagai penghangat tubuh bagi warga negara yang memiliki 4 musim.
Di sana, para pengrajin syal meraujut benang wol sehingga membentuk persegi panjang.
Sejarah Syal
Sejarah lebih lengkap tentang syal, maka ada satu nama yang dikenal yakni Sayeed Ali Hamadani. Ialah orang pertama yang membuat syal dengan merajut benang wol di Kashmir.
Hamadani sendiri bukan orang Kashmir, melainkan dari kota Hamedan di Iran, Persia. Di abad ke-14 itu ia melintasi Kahsmir dan melihat betapa indah pemandangannya.
Cuaca daerah itu sangat tepat dijadikan peternakan kambing. Hamadani mengunjungi Ladakh yang merupakan daerah di Kashmir penghasil kambing unggulan.
Bulu kambing di Ladakh tadi dikenal akan warnanya yang putih dan halus. Melihat hal tersebut, Hamadani mengembangkan usaha syal yang kemudian terkenal bahkan sekarang hingga ke seluruh dunia.
Berkat usahanta itu pada 2014 lalu UNESCO menobatkan Sayeed Ali Hamadani sebagai tokoh berpengaruh dalam sejarah. Ia dianggap berperan penting mengubah Kashmir menjadi lebih baik, dari segi ekonomi, seni dan budaya.
Beda Scarf dan Syal
Berikut ini perbedaan scarf dan syal yang wajib kalian pahami.
- Ukuran scarf lebih kecil daripada syal.
- Scarf kebanyakan memiliki ukuran 30 cm x 150 cm, syal umumnya berukuran 70 cm x 200 cm.
- Scarf hanya mungkin digunakan menghangatkan bagian leher, sedangkan syal bisa diulurkan hampir ke seluruh tubuh.
- Hanya beberapa gaya yang dihasilkan dengan menggunakan scarf, sedangkan syal lebih banyak dikreasikan karena ukurannya lebih lebar.
- Perhatikan, jika kalian melihat seseorang mengenakan kain sebagai penutup kepala, bracelet di tangan, hingga hiasan tas, maka yang kalian lihat hampir pasti adalah scarf.
- Sementara itu saat kalian menyaksikan seseorang memakai kain untuk menutupi seluruh tubuhnya, maka kemungkinan besar itu adalah syal.
- Umumnya scarf dibuat dari kain yang lebih tipis seperti sifon, sutera ataupun kaos. Sementara itu, syal lebih banyak dibuat dari bahan wol karena fungsi utamanya untuk menghangatkan tubuh. Namun untuk soal bahan semakin hari semakin beragam.
- Karena bahan pembuatnya berbeda, maka kehangatannya juga berbeda. Syal lebih cocok untuk dipakai saat cuaca dingin, sementara scarf meski bisa menghangatkan leher namun sebenarnya lebih nyaman dipakai saat udara sedang panas.
Penggunaan Scarf dan Syal
Melihat penjelasan di atas, sedikit banyak kalian tentu sudah bisa membayangkan apa itu scarf dan syal. Kapan waktu yang cocok mengenakannya dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa panduan menggunakan scarf dan syal yang bisa kalian ikuti:
Scarf untuk ke kantor
Scarf pada umumnya berukuran kecil dan terbuat dari bahan-bahan yang tipis. Dengan begitu cocok untuk acara-acara formal ataupun semi formal.
Kalian boleh menganakannya saat pergi ke kantor. Padankan dengan blazer atau jas, maka scarf yang tipis dan ringan akan menyeimbangkan penampilanmu secara keseluruhan.
Syal saat bersantai
Sedangkan syal lebih cocok untuk menemani kalian di kegiatan sehari-hari yang lebih santai. Hal ini lantaran bahannya yang tebal dan hangat bisa menjadi pengganti jaket atau sweater.
Bukan berarti tidak bisa dipakai saat bekerja. Syaratnya harus pandai mengenakannya sehingga tidak justru membuat penampilanmu kedodoran.
Scarf saat udara panas
Scarf yang terbuat dari bahan yang tipis tentu lebih pas untuk suhu atau udara yang panas. Tentu saja cuaca ini tidak jauh berbeda dengan Indonesia.
Cuaca hangat, lalu ada seseorang mengenakan scarf bermotif cerah, hm pasti menggoda untuk melihatnya.
Syal untuk penghangat tubuh
Jika cuacanya sedang dingin, pilihlah syal yang ukurannya lebih lebar. Syal akan sangat nyaman kalian pakai sebagai penghangat tubuh.
Biasanya kan selalu mengenakan sweater, suatau saat mungkin kalian bosa. Maka gantilah dengan syal. Dengan demikian, kalian pun bisa tampil beda saat cuaca sedang dingin, bukan dengan jaket atau sweater yang membosankan.
Jenis, Bentuk Scarf dan Syal
Scarf Segiempat
Scarf ini adalah scarf yang paling umum dan sering kalian jumpai di toko. Bahannya kebanyaka silk atau satin, kemudian berkembang ke linen dan katun. Penggunaannya dikenakan di leher, kepala ataupun bahu.
Infinity Scarf
Infinity Scarf adalah jenis scarf yang berbentuk lingkaran. Banyak yang menyebutnya loop scarf karena bentuknya yang melingkar dan tidak memiliki ujung.
Letakkan saja di leher dan memutarnya sekali untuk menutup leher kalian lebih erat. Kalian bisa membuatnya sendiri dengan menggunakan scarf atau syal panjang dan mengikatkan kedua ujungnya.
Syal Rajut
Syal rajut pasti tak asing bai kalian, ukurannya tidak terlalu lebar dan biasanya cukup panjang untuk bisa dililitkan ke leher. Bahannya wol rajutan sehingga hangat.
Namun, karena lebarnya yang tidak terlalu besar, kadang kalian masih membutuhkan jaket atau pakaian tambahan agar hangat.
Syal Cashmere
Ada lagi syal berbahan cashmere yang cukup sering digunakan terutama membungkus bahu kalian.
Cashmere adalah bahan yang cukup tebal sehingga sangat cocok untuk dipakai sebagai penghangat tubuh. Jika mengenakan yang ini kalian sepertinya tak membutuhkan lagi jaket atau sweater.
Syal dengan Fringe
Syal ini bisa menggunakan bahan apa saja, yang membadakannya ia memiliki rumbaian di tepi kainnya.
Syal ini bisa dipakai oleh pria dan wanita. Namun, sebaiknya para pria membatasi memakai syal dengan fringe ini karena bisa saja jika kalian salah pilih, sehingga mengurangi sisi maskulin kalian.
Kelebihan/Kekurangan Scarf dan Syal
Kelebihan atau kekurangan scarf dan syal ini bisa menjadi pertimbangan kalian saat hendak membelinya. Kira-kira apa ya yang akan kalian beli? Ikuti panduan di bawah ini.
Ukuran Scarf lebih kecil daripada syal
Artinya kalian memiliki gaya yang lebih terbatas saat memilih scarf sebagai pelengkap pakaianmu. kalian tidak bisa melilitkan syal ke seluruh tubuh atau membuat gaya yang membutuhkan banyak ikatan dan simpul.
Namun, ukuran scarf yang kecil ini lebih bisa menimbulkan kesan elegan dibandingkan saat kalian menggunakan syal.
Bahan syal yang tebal
Artinya syal bisa membuatmu kepanasan jika dipakai saat cuaca sedang tidak terlalu dingin. Bahan yang tebal ini pula akan kurang cocok untuk dipakai olehmu yang memiliki badan kecil atau kurus.
Hal ini dikarenakan bahan yang tebal bisa membuat tubuhmu seakan ‘tenggelam’ di dalan syal tersebut.
Scarf tipis cenderung feminin
Pada umumnya scarf terbuat dari bahan-bahan yang tipis dan lembut serta memiliki motif yang cerah dan cenderung feminin. Hal ini membuat scarf lebih identik untuk dipakai oleh para wanita dibandingkan pria.
Bukan berarti pria tidak bisa memakai scarf, namun para pria harus lebih berhati-hati saat akan memilih scarf untuk dipakai.
Pemakaian Scarf dan Syal yang Unik
Patut kalian pahami, yang membedakan antara scarf dan syal secara mendasar ialah cuaca dan suasana acara.
Ikutilah penjelasan berikut ini agar bisa mengetahui gaya apa yang paling pas untuk kalian.
Syal Pita
Syal ini akan sangat keren untuk kalian ketika bersantai. Selain leher terasa hangat, akan menambah kesan menarik dengan memadunya dengan sweater kaus yang sederhana.
Letakkan syal panjang di bahumu dengan salah satu sisinya lebih panjang daripada sisi lainnya. Lalu buat lingkaran pada sisi yang lebih panjang dengan membawa kain syal ke arah atas.
Buat bentuk pita dari bentuk lingkaran tersebut dengan menjepit bagian tengah lingkaran dengan tangan kalian. Selanjutnya, bawa sisi syal yang pendek untuk melilit bagian tengah lingkaran tadi. Buat beberapa kali lilitan kemudian masukkan ujung sisi yang pendek tersebut ke bagian belakang lilitan itu.
Kalian bisa menarik balutan itu untuk mengencangkannya dan kalian pun tinggal merapikannya.
Syal Kepang
Syal kepang ini unik dan manjadikanmu objek pujian karena terlihat modis. Memang sekilas hanya menumpuk, namun cukup memberi kehangatan saat cuaca sedang dingin.
Caranya, kalian cukup membagi dua sisi syal lalu mengalungkannya di lehermu sama panjang. Kemudian, ambil salah satu ujungnya dan masukkan ujung tersebut ke dalam lingkaran dan putar. Setelah itu, masukkan ujung syal lainnya ke dalam lingkaran.
Classic French Girl Style
Atau mau mencoba menganakan scarf seperti gadis Perancis? Klasik namun tetap elegan yang bisa kalian coba. Yang kalian butuhkan untuk membuat gaya ini adalah scarf segiempat.
Caranya cukup melipat scarf tersebut sehingga akan membentuk segitiga.
Lalu, cukup letakkan scarf di bahu sehingga kedua ujung scarf menjuntai di depan dada. Jika kalian merasa scarf terlalu panjang dan menjadi kurang pas, kalian bisa melipat sedikit bagian scarf yang menempel di leher.
Classic Rich Girl Style
Caranya sangat mudah, cukup meletakkan scarf yang sudah dilipat segitiga dengan ujung segitiga ada di depan dada. Lalu tarik kedua ujung scarf di belakang ke arah depan dan kalian bisa membuat simpul untuk mengikatnya.
Jika kalian ingin tampilan yang lebih mewah, kalian bisa memanfaatkan ring scarf atau bros untuk mengikat kedua ujung scarf tersebut.
Cara memakai scarf satu ini juga cocok untuk kalian padukan dengan kaus simple berwarna netral dan polos tanpa motif.
Memilih Bahan Syal agar Nyaman
Memilih bahan yang tepat sama pentingnya dengan menentukan model syal yang Anda sukai. Karena bahan syal tersebut akan menentukan tekstur, berat, dan faktor kesesuaian cuaca yang sangat penting.
Melansir Threndim, berikut cara memilih bahan syal yang tepat untuk Anda :
Syal Berbahan Wol
Wol adalah bahan syal klasik yang teruji kehangatan dan daya tahannya. Bahan ini juga tahan air dan menghilangkan kelembapan.
Kekurangannya adalah bahwa beberapa wol bisa terasa gatal. Hentikan pemakaian jika gatal dengan mencuci syal tersebut dan tambahkan satu atau dua sendok teh cuka suling putih ke dalam air bilasan.
Syal Berbahan Silk
Syal berbahan silk atau sutra lebih digunakan sebagai fesyen daripada untuk menghangatkan tubuh.
Syal berbahan silk sering dikenakan saat menghadiri acara formal ataupun acara yang dituntut untuk mengenakan busana fesyen. Untuk itu, kebanyakan askot atau cravat terbuat dari sutra.
Syal Berbahan Akrilik
Bahan akrilik tidak selembut seperti serat alami. Itu memang memiliki keuntungan menjadi pilihan yang solid jika Anda memiliki kulit sensitif atau alergi terhadap wol.
Syal Berbahan Poliester
Poliester merupakan bahan yang sangat fungsional dengan kualitas yang meliputi ketahanan air dan kerut, retensi warna serta daya tahan tinggi.
Banyak syal saat ini merupakan campuran poliester yang menjaga kualitas serat alami (seperti wol atau kapas) dan meningkatkan daya tahan, serta umur pakai.
Syal Berbahan Katun
Katun, seperti kebanyakan serat alami, dapat menyerap keringat. Ini berarti Anda tidak akan mengalami masalah keringat yang menempel di leher. Bahan katun juga terbilang klasik, tahan lama, dan mudah dibersihkan.
Memadupadankan Syal
Jadikan sumber pusat perhatian
Penggunaan syal tak hanya sekadar dikalungkan di leher. Syal dapat digunakan sebagai pengganti dress dengan membiarkan jatuh di bagian depan lalu dipercantik pakai skinny belt.
Syal Putih pada Pakaian Monokrom
Sering memakai pakaian bertema monokrom seperti hitam dan putih? kalian bisa mencoba memakai syal putih dipadukan dengan blazer putih. Tinggal tambahkan dengan memakai legging hitam, tank top hitam dan high heels warna hitam.
Scraf kotak-kotak sebagai sentuhan akhir dalam pakaian.
Sebagai contoh pakaian musim gugur. kalian bisa mengenakan scarf kotak-kotak dipadukan dengan celana jeans, mustard sweater dan sepatu bot. Scarf warna abu-abu adalah pilihan yang tepat pada tampilan ini.
Syal terkesan Penuh Warna
Kalau kalian sedang ingin memakai syal meski cuaca sedang cerah, cobalah memilih syal warna cerah. Namun pastikan bahan syal tersebut tipis, adem dan tetap membuatmu nyaman saat beraktivitas di luar ruangan.
Syal bermotif di Musim Panas
Pakaian serba putih dengan syal bermotif ini bisa kalian kenakan untuk mendapatkan tampilan yang lebih stylish. Pemanis penampilan kalian dengan aksesori seperti tas dan wedges warna netral.
Padupadankan dengan kaus bergaris
Buat yang suka pakai kaus, menambahkan syal berwarna bisa jadi formula pakaian sederhana yang layak kalian coba.
Kalungkan syal di kerah blazer.
Syal dapat digunakan sebagai pemanis blazer yang sedang kalian pakai. Pilih bahan yang mudah jatuh seperti sutera untuk tampil lebih modis.
Polka dot scarf dengan kaus bergaris.
Ingin memakai dua pola dalam penampilan kalian? Kaus bergaris dengan polka dot scarf bisa kalian kombinasikan untuk pakaian musim panas.
Kombinasi syal kotak-kotak dengan sweater.
Tak hanya coat, syal juga bisa kalian padupadankan dengan sweater kesayanganmu. Outfit seperti ini bisa kalian kenakan saat ingin berjalan-jalan pada sore hari.
Scarf sebagai pemanis tas
Selain dapat digunakan sebagai penutup kepala, hijab, ikat pinggang, pengganti kalung, pengganti blus serta gaun. Syal juga punya peran multifungsi sebagai pemanis tas.
Ragam Syal di Pasaran Dunia
Berikut beberapa jenis syal yang ada di pasaran dunia
Syal Kashmir
Dari namanya, jenis syal ini berasal dari kashmir. Shal kashmir muncul bersama sama sama dengan pashima. Kedua jenis syal ini merupakan syal terkemuka di dunia. Syal ini pertama kali muncul di daerah utara India atau Cashmere.
Syal kasmir menggunakan wol dari bulu-bulu domba yang hidup di atas dataran kasmir yang hanya dapat dipanen bulunya sekali dalam setahun saja, sehingga jenis syal ini tergolong langka dan mewah.
Secara industri, kain ini banyak di produksi pada abad ke-15 saat Kashmir dikuasai oleh Zayn-ul-Abidin, saat ia mendatangkan para cendikia muslim dari Asia tengah, salah satunya Sayeed Ali Hamadani.
Bulu domba yang memiliki warna dasar putih, coklat atau hitam ini banyak digemari oleh para penjelajah dari Eropa, salah satunya Napaleon III. Ia menjadikan kain kasmir sebagai hadiah selendang kepada istri tercintanya, Eugenie.
Syal Pashmina
Pashmina merupakan salah satu jenis syal dari kasmir yang paling eksklusif. Jenis syal ini pertama kali ditenun di India utara. Nama pashmina sendiri berasal dari persia, yang artinya “terbuat dari wol”.
Wol atau bulu-bulu kambing yang dijadikan pashmina tidak sembarangan, wol berasal dari bulu janggut domba.
Dombanya juga harus berasal dari dataran tinggi Himalaya, Ladakh, dengan ketinggian sekitar 4200 meter. Diperkirakan keberadaan kain ini telah ada sejak abad 3 sebelum masehi.
Seiring penyebaran pashmina ke berbagai negara, pashmina pun mengalami perubahan dari segi bahan. Misalnya di Indonesia, ada pashmina yang terbuat dari satin dan tyrex. Penggunaannya pun, lebih beragam, selain dijadikan shal, pashmina juga bisa dijadikan selendang, gaun dan hijab.
Syal Do Shalla
Raja Akbar yang kala itu memerintah kerajaan Mughal, India, sangat mengaggumi shal dari kasmir. Ketertarikannya itu bermula saat ia melihat syal dikenakan oleh para bangsawan. Mereka biasa menambahkan border dari emas, perak atau sutera, menjadikan shal lebih elegan dan mewah.
Namun raja akbar sendiri menginginkan shal yang berbeda dari lainnya, sehingga ia pun memerintahkan disainer pakaian kerajaan untuk membuat shal yang elegan, mewah dan unik, dan terciptalah do-shala.
Sesuai namanya, do shala berarti dua shal, yakni syal yang harus dijual sepasang. Kain kasmir memiliki ukuran yang sama dengan ornament pinggiran bertaburkan sutera, emas, perak dan manikan mewah lainnya.
Secara umum, do shala terdiri dari dua tipe, pertama disebut khali-matan, yaitu do-shala polos tanpa ornament tambahan.
Dan Char-bagan, yakni do-shala yang terbuat dari empat kain dengan warna berbeda yang disatukan bersama, biasanya ditengah kain terdapat ornament berbentuk bunga yang terbuat dari emas atau perak.
Selain di tengah, pinggirnya pun terdapat ornament yang disebut kunj. Pemakaian do-shala dapat menaikan nilai status seseorang kala itu.
Syal Knit
Knit shawl atau syal rajut merupakan jenis syal yang sering kita jumpai di pasaran. Karena bentuknya yang simple, yakni berbentuk persegi panjang, dimana lebarnya tidak lebih dari 20 cm dengan panjang antara 170-200 cm, sehingga cocok untuk menghangatkan bagian leher tanpa menutupi baju.
Syal ini umumnya dibuat dari bahan wol biasa, namun seiring perkembangan zaman, ada juga knit shal yang terbuat dari wol sintetis. Selain itu, penggunaanya juga semakin luas, tidak hanya digunakan kala musim dingin tiba, knit shal seakan menjadi aksesoris wajib para supporter bola.
Karena lebarnya yang tidak terlalu besar itu, syal rajut biasanya kurang efektif untuk menghangatkan bahu hingga pinggang, sehingga masih butuh perlengkapan tambahan seperti jaket atau sweater.
Syal Fringe
Jenis syal ini terbuat dari jenis apapun dan tergolong syal unik, karena pada bagian pinggirnya (fringe) terdapat tambahan benang yang merumbai-rumbai. Saat pertamakali diciptakan, Syal ini bisa dipakai oleh pria maupun wanita.
Walaupun begitu, bagi para pria yang menginginkan menggunakan jenis syal ini perlu memilih dengan cermat karena bisa saja jika anda salah pilih, syal tersebut malah akan menutupi sisi maskulin anda.
Syal Stole
Bisa dibilang stole adalah syal formal, didisain untuk menutupi seluruh bahu pada pakaian pesta. Jenis syal ini khusus digunakan oleh wanita dalam acara resmi seperti pesta pernikahan atau resepsi kenegaraan. Di dalam negeri, stole disebut gaun selendang.
Bentuk stole lebih sempit dibandingkan shawl dengan konstruksi kain lebih simple, sehingga ujung-ujung stole dapat dililitkan juga pada sikut tangan. Ukuran umumnya, lebar 50-70 cm dengan lebar 175-190 cm. Karena lebarnya pendek, stole sering dikategorikan scarf.
Bahan utama untuk membuat stole biasanya terbuat dari material ringan seperti kain sutera dan chiffon dengan teknik jahitan akhir seperti di crop, di hem atau bound. Di beberapa tempat, stole juga bisa dibuat dari bulu binatang seperti rubah.
Semoga artikel tentang syal dan scarf ini membantu.
0 Response to "Sejarah Scarf dan Syal, Perbedaan, Jenis, Bahan dan Ukuran"
Post a Comment