Fallin' In Love Dengan Kecantikan Tenun Buna NTT
Apa yang Sobat Batik tahu mengenai tenun NTT? Tenun NTT adalah salah satu tenun Nusantara yang terkenal kecantikannya. Motif dan warna-warnanya akan membuat orang berdecak kagum akan kecantikannya.
Bahkan pada tahun 2018 tenun NTT ini sudah tampil memukau di Paris Fashion Week yang dibawa oleh brand lokal bernama LeViCo.
Penasaran bagaimana sebenarnya tenun NTT itu, yuk disimak di artikel ini.
Jika di Pulau Jawa terdapat batik sebagai simbol cara berpakaian, maka di masyarakat lainnya khususnya masyarakat Nusa Tenggara Timur, tenun merupakan bahan dasar berpakaian.
Saat pertama kali mengenal tenun NTT (Nusa Tenggara Timur), mata langsung terpesona oleh kecantikan motif dan warna tenunnya. Love at fisrt sight. Sebagai pecinta wasta nusantara, dapat dipastikan tenun yang satu ini tidak akan dilewatkan.
Tenun NTT terdiri dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan proses pembuatannya yaitu :
✔tenun ikat (yang tersebar hampir di seluruh wilayah NTT, kecuali Kab. Manggarai dan Kab. Ngada),
✔tenun buna (ada di daerah Kab. Timor Tengah Selatan, Kab. Timor Tengah Utara, dan Belu),
✔tenun sotis/lotis (tersebar hampir di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur)
✒Langkah kedua adalah pencelupan benang pada pewarna. Oh ya karena pemintalan dilakukan secara manual, maka hasilnya tidak terlalu halus, hal ini berpengaruh pada hasil yang tidak simetris pada corak tenun, Hal inilah yang merupakan keunikan dari handmade atau buatan tangan, Karena kain tenun yang dihasilkan tidak akan sama. Exclusive kan?
✒Setelah warna meresap dan mengering, benang diikat pada mesin tenun tradisional yang disebut "Lana Her'ru". Pada tenun NTT proses penenunan berbeda dengan proses daerah lain yang biasanya mengikat benang pakan, namun pada tenun NTT yang diikat adalah benang lungsin, Pakemnya benang pakan adalah benang yang dimasukan secara melintang/horizontal, benang lungsin adalah benang yang diletakkan secara membujur /vertikal. Untuk tenun NTT adalah kebalikannya.
Dari ketiga proses tersebut, ada proses lain yang dianggap paling penting yaitu proses bertapa untuk mencari ilham, berdoa ke leluhur supaya mendapatkan gambaran akan motif atau corak yang akan dibuat. Dengan berdoa sebelum proses menenun akan memperlancar dan menolak bala selama proses menenun tersebut dilakukan.
Harga tenun buna yang paling murah berkisar Rp.500 ribuan. Terkesan mahal, tapi memang seperti itulah karena 1 lembar tenun bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk mengerjakannya. Tetapi melihat kecantikan hasil jadinya, memang pantas dihargai dengan nominal yang mahal.
Masih dengan brand yang sama yaitu LeViCo yang merupakan busana ready-to-wear rancangan hasil kolaborasi tiga designer berbakat - Julie Laiskodat, Yurita Puji, dan Defrico Audy.
Pasar Eropa memang sengaja dibidik oleh LeViCo karena tekstur tenun NTT yang tebal akan sangat cocok dipakai untuk musim dingin.
Bagaimana Sobat Batik, penasaran akan kecantikan tenun Buna? Yuk dikoleksi segera...***
Bahkan pada tahun 2018 tenun NTT ini sudah tampil memukau di Paris Fashion Week yang dibawa oleh brand lokal bernama LeViCo.
Penasaran bagaimana sebenarnya tenun NTT itu, yuk disimak di artikel ini.
Tenun Buna - Foto : Instagram alekot_woven |
Jika di Pulau Jawa terdapat batik sebagai simbol cara berpakaian, maka di masyarakat lainnya khususnya masyarakat Nusa Tenggara Timur, tenun merupakan bahan dasar berpakaian.
Saat pertama kali mengenal tenun NTT (Nusa Tenggara Timur), mata langsung terpesona oleh kecantikan motif dan warna tenunnya. Love at fisrt sight. Sebagai pecinta wasta nusantara, dapat dipastikan tenun yang satu ini tidak akan dilewatkan.
Kegunaan dan Jenis Tenun NTT
Kain tenun NTT ini merupakan seni kerajinan tangan yang diajarkan secara turun temurun, dengan tujuan supaya pelestarian tenun tetap ada. Kain tenun ini mempunyai banyak fungsi secara adat dan budaya. Selain berfungsi sebagai busana sehari-hari, digunakan juga sebagai busana untuk acara adat, sebagai mas kawin, sebagai alat tukar uang, dan juga untuk acara kematian. Bahkan bisa menenun dijadikan salah satu syarat seorang wanita sudah bisa dinikahi. Wow... luar biasa yaTenun NTT terdiri dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan proses pembuatannya yaitu :
✔tenun ikat (yang tersebar hampir di seluruh wilayah NTT, kecuali Kab. Manggarai dan Kab. Ngada),
✔tenun buna (ada di daerah Kab. Timor Tengah Selatan, Kab. Timor Tengah Utara, dan Belu),
✔tenun sotis/lotis (tersebar hampir di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur)
Proses Pembuatan Tenun Buna
✒Pertama adalah menyiapkan benang yang akan dipakai. Benang ini berasal dari kapas yang dipintal dengan alat tradisional. Kapas ini diambil dari pohon kapas. Masyarakat NTT tidak menggunakan benang konvesional yang beredar di pasaran✒Langkah kedua adalah pencelupan benang pada pewarna. Oh ya karena pemintalan dilakukan secara manual, maka hasilnya tidak terlalu halus, hal ini berpengaruh pada hasil yang tidak simetris pada corak tenun, Hal inilah yang merupakan keunikan dari handmade atau buatan tangan, Karena kain tenun yang dihasilkan tidak akan sama. Exclusive kan?
✒Setelah warna meresap dan mengering, benang diikat pada mesin tenun tradisional yang disebut "Lana Her'ru". Pada tenun NTT proses penenunan berbeda dengan proses daerah lain yang biasanya mengikat benang pakan, namun pada tenun NTT yang diikat adalah benang lungsin, Pakemnya benang pakan adalah benang yang dimasukan secara melintang/horizontal, benang lungsin adalah benang yang diletakkan secara membujur /vertikal. Untuk tenun NTT adalah kebalikannya.
Dari ketiga proses tersebut, ada proses lain yang dianggap paling penting yaitu proses bertapa untuk mencari ilham, berdoa ke leluhur supaya mendapatkan gambaran akan motif atau corak yang akan dibuat. Dengan berdoa sebelum proses menenun akan memperlancar dan menolak bala selama proses menenun tersebut dilakukan.
Corak Hias Tenun NTT
Corak hias dan motif tenun NTT berasal dari adat, budaya, dan kesenian mereka. Sehingga banyak sekali motif yang dihasilkan, karena NTT mempunyai 20 Kabupaten dan satu kota yang terdiri dari 15 suku dengan adat dan kebudayaan mereka masing-masing.Harga tenun buna yang paling murah berkisar Rp.500 ribuan. Terkesan mahal, tapi memang seperti itulah karena 1 lembar tenun bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk mengerjakannya. Tetapi melihat kecantikan hasil jadinya, memang pantas dihargai dengan nominal yang mahal.
Tenun Buna NTT di Paris Fashion Week - Foto : Dokumentasi LeViCo |
Memukau di Paris Fashion Week
Sebelum melenggang di Paris Fashion Week 2018, tenun NTT sebelumnya sudah tampil di New York Fashion Week pada bulan September 2016, oleh designer muda berbakat Yurita Puji dengan brand LeViCo. Menampilkan koleksi Spring & Summer 2016.Masih dengan brand yang sama yaitu LeViCo yang merupakan busana ready-to-wear rancangan hasil kolaborasi tiga designer berbakat - Julie Laiskodat, Yurita Puji, dan Defrico Audy.
Pasar Eropa memang sengaja dibidik oleh LeViCo karena tekstur tenun NTT yang tebal akan sangat cocok dipakai untuk musim dingin.
Bagaimana Sobat Batik, penasaran akan kecantikan tenun Buna? Yuk dikoleksi segera...***
0 Response to "Fallin' In Love Dengan Kecantikan Tenun Buna NTT"
Post a Comment